Jumat, 11 Oktober 2019

kependakian pertamaku ( di ketinggian 806Mdpl ) part II

Gua terpeleset, dan jatuh kedalam jurang yang cukup dalam kala itu, untung saja nasib baik berpihak padaku. Sebab tanganku waktu itu yang masih bisa menggenggam erat batu, dengan upaya gua, agar tak jatuh lebih dalam.........

" arghhh............" teriakku
" Ringga......" Dika khawatir padaku

mereka bertiga panik, sebab melihat gue berada diambang kematian, fikirnya. tapi, yang gue fikirin waktu itu, bukan ( wah, gua mati nih....). Bukan. yang gua fikirin waktu itu malah ( gua harus slamet nih, soalnya gua laper banget. Belum makan dari tadi, keroncongan banget nih perut ) kek gtu........

kembali ke mereka bertiga yang benar" panik ngelihat gua terpeleset.....
akhirnya gua teriak ke mereka " woy, gua laper. ! bantuin naik napa...."
sontak mereka langsung nolongin gua, ya walaupun ada ketawa" yang disembunyikan....
tapi tak apa, setidaknya itu bisa membuat mereka sedikit agak tenang.....
gua udah diatas, berada tepat di lingkaran mereka. Gua duduk, dan sedikit memanfaatkan keadaan itu buat rehat bentaran....gua bakal tulis bahwa gua cuma REHAT BENTARAN, bukan mau manfaatin keadaan itu buat yang aneh-aneh, maksudnya aneh" itu kayak, mbebanin mereka atau apalah itu....ENGGK guys, gua gk sejahat itu kok......kenapa gua mutusin buat rehat bentaran, ya, sebab gua tau mereka juga butuh istirahat dan sedikit nenangin diri mereka akan kejadian tadi....

diKesunyian malam
Aku yang ternyata bukan apa-apa dimata alam
Aku kecil, lemah, dan hanya selalu pasrah
Mendaki, menjejaki, bukan semata-mata memburu existensi
Tapi, semua itu adalah pembelajaran diri
Akan apa....? akan sesuatu yang tak bisa kita prediksi
Kesiapan dan ketanggapan spontanitas yang harus kita gali
mendaki, lagi" mendaki
Bukan hanya alat dan perlengkapan saja dalam mendaki
Namun sedikitnya harus berbekal ilmu seputar alam dan kependakian
Jangan hanya memburu existensi dan menjerumuskan diri
Dalam bahaya, yang belum kita tau dapat teratasi
dan, pesanku.
Jangan memaksakan diri.
Jika belum pernah memperlajari......

@staryu'

setelah lama berbincang, kami memutuskan meneruskan penjejakan.
kami teriak dan bersuara....sembari berkata
" hoi.........! ada orang..." teriak kami....
" hoi.........! ada orang..."
" hoi.........! ada orang..."
beberapa kali kami lakukan itu, demi mengetahui adakah kehidupan selain kami,
sempat beberapa kali ada yang nyahut, tapi lagi" jauh diatas kami keberadaanya. ada juga yang menjawab seruan kami, tapi jauh dan sangat pelan....dalam fikir gua waktu itu, beberapa jawaban bukanlah sebangsa kami ( manusia ), tapi entah ya, mungkin cuma prasangka gua waktu itu.
tepat 21.02 wib malam itu, dengan udara dingin. dan oksigen semakin berkurang, sebab kami harus bertarung melawan alam, untuk mendapatkan oksigen, yang kita butuhkan .

sebab, dimana mereka ( tumbuhan ) bisa menghirup dan mengeluarkan O2 / oksigen di (siang hari) dan CO2 / karbon dioksida di (malam hari). jadi ketika kita mendaki atau berada dialam malam hari,
itu sangat berbahaya tuk selalu bergerak. sebab, tumbuhan juga membutuhkan oksigen / O2 dimalam hari, dan manusiapun sama.....dampak apa sih, yang terjadi jika kita kekurangan suplai okesigen.....? pertanyaan yang bagus.

jadi dampak bagi manusia jika mengalami kekurangan suplai oksigen adalah.....

Pusing, Sesak nafas, Tidak nafsu makan, Pingsan, Mual terkadang muntah, pandangan kabur, lesu, Jantung berdenyut lebih cepat, Muka pucat, Kuku & bibir terlihat kebiru-biruan.

seperti itu, jadi jika gejala-gejala tersebut dirasakan kita atau teman kita, pertolongan pertamanya yaitu :
1.Segera berikan suplai oksigen melalui oksigen portable
2.Jangan melanjutkan pendakian, longgarkan pakaian penderita, istirahatkan penderita lalu bawa turun penderita ke tempat yg lebih rendah
3.tutup mulut dan hidung dengan handuk basah..... ( digunakan ketika, kalian tetap memaksakan tuk melanjutkan pendakian...... )

jadi mengapa, penting sekali membawa oksigen portable saat melakukan pendakian......
yap, itu sedikit pengetahuan dari saya, semoga bermanfaat.....

ok aku lanjut. 
dimalam lingsir waktu itu, kami benar-benar hampir menyerah tuk melanjutkan penjejekan kami.
tapi, ternyata Tuhan tidaklah buta, Tuhan tidaklah tuli, dan Tuhan mendengar seruan kami....
yap, panggilan terkahir kami, mebuahkan hasil. sebab benar saja beberapa puluh meter didepan, kami melihat seberkas cahaya senter, yang terarah keatas langit. kami bergegas turun, dengan fikiran yang campur aduk kala itu. 
" ada orang didepan, yuk samperin "
" selamat kita....." ocehanku sendiri
dan benar saja, ada rombongan anak bayangkara yang sudah mendirikan tenda dan perapian.....
dengan gitar, dan nyanyian yang menyambut kami......
" selamat malam kak....."
" boleh gabung nih....? " tanyaku kala itu
" boleh", monggo mas, gabung aja "
" dari mana mas....? " salah satu dari mereka menanyaiku....
"Jawa Timur bang " sahutku
" ohhhhh, salam kenal ya. kami dari bayangkara Jawa Tengah " akbrabnya mereka
" iya mas, salam kenal juga. kami ndiriin tenda dulu ya mas...." jawabku
" oh iya mas, didiriin deketan aja mas. nnti masaknya barengan.....! " ajaknya

kami langsung mulai mendirikan tenda, dan tenda yang kita pakai waktu itu, adalah tenda kemah besar yang biasa kita buat kegiatan pramuka.
sebab waktu itu kita masih belum mengenal apa itu Tenda DOOM , dan perlengkapan pendakian yang lainnya.....
selesai sudah kita dirikan tenda besar kita, yang hampir saja menutupi jalur
tempat kita malam itu, berada tepat di bawah lembah, dengan suasana sungai yang bergemericik, serta pohon" bambu yang menari diterpa sang bayu. nggk nyangka gua, di ketinggian yang cuma 806Mdpl menyimpan banyak keindahan di dalamnya, kami mulai mengeluarkan logistik yang kami bawa, dan kami membagi bawaan kami pada penyelamat kami. mengapa kusebut seperti itu, sebab mungkin, jika tiada mereka kami sudah benar-benar menyerah. ku bersyukur bertemu dengan mereka....Santi yang kala itu membawa bekal yang lumayan cukup. dan ibu gua, yang bikinin bekal gua sebelum nanjak, gua bilang waktu itu...
" buk, bekalnya keringan aja ya.....biar awet, dan gk cepet basi...."
akhirya bener" keringan waktu itu, ada kering tempe dll. pokoknya....

sudah logistik keluar semua dan terbagi, kita makan sama-sama, dan para lelaki termasuk gua, nyiapin api unggun. kita cari ranting" kering disekitar tempat camp kita.....
serasa sudah banyak, mulai kita nyalakan dan hangatkan tubuh kita, malam itu hilang penat, sesal, dan hanyut dalam gelapnya malam kala itu, kita bersenang-senang dan tertawa ceria. Bernyanyi bersama dengan iringan gitar sederhana sangatlah luar biasa, tak pernah kusangka, sederhana itu bahagia.......dan, bahagia itu, tak berlangsung lama.
kabar buruk menimpa kami kembali, telfon si Dika berdering.....
"kriiinggg......."
"kriiinggg......."
"kriiinggg......."
diangkatpun oleh Dika.....
" iya, hallo....? "
" tolong.......! tolong Dik, kita nyasar...."

ternyata rombongan  AKS ( Anak Kampung Sebelah ) belum sampai sunrise camp....,
dan sialnya mereka tersesat.....
Dika panik, takut, campur aduk bingung dan khawatir......
Gua waktu itu, bersikap bodo amat dengan segala kejadian yang akan terjadi nanti.....


Dika mulai mendekatiku, dengan raut wajah cemas......
Sebab dia bilang padaku, kalau rombongan itu berjumlah 25 orang dan 5 diantara rombongan itu adalah wanita........

" Ringg.....bantuin gua naik ya.....cari mereka...! please Ringg "
gak mau gua sebenernya, tapi sebab ini darurat.....ya, okelah....

" oke, coba tanya sama anak bayangkara sana....siapa tau ada yang bisa bantu..! "
" ok, Ringg "

ngobrol" mereka, panjang lebar...... dan akhirnya satu dari anggota bayangkara yang mau ikut ngebantuin nyari AKS
( gua singkat aja ya, panggilan mereka ), dan kita mulai perencanaan dan persiapan buat nyari mereka......Dan semua itu kita mulai dari bertanya ke posko pengawas bapak" perhutani / KPH, dan tempatnya itu berada di atas, jauh....dari tempat kita mendirikan tenda.....

kita harus menyeberang sungai, naiki jalur setapak, lewati jalur extrim dimana sebelah kanan kita adalah jurang dalam, penuh bebatuan malam itu.
kondisi capek, stamina berkurang pesat, katuk melanda dan lelah letih menggerogoti.
kami bertiga sampai, di posko bapak" tersebut......

kita mulai mendekati posko itu, dengan harapan mereka tau dimana letak kawan" siDika, kalaupun tidak. setidaknya kawan" Dika melewati jalur ini tuk nanjak sore tadi. Semoga saja......

" malam pak....! " anak bayangkara sebut saja Adan memberi salam
" iya, malam dek..! ada apa.....? "
" begini pak......"

sembari menjelaskan apa yang terjadi, terhadap kawan" si Dika saat ini......
dan akhirnya, kita meminta ijin buat nanjak tuk mencari rombongan kawan si Dika....
kita bertiga mulai menjejaki jalur baru lagi, dengan kakiku yang sudah diambang perih. Sebab kala itu gua menggunakan sepatu PDL yang diujungnya ada shield berupa besi, jadi jika tertimpa batu masih bisa tertolong setidaknya, tapi ya... harus menahan perih sebab jika terlalu lama memakainya akan menyebabkan luka di ujung" jari kaki......

Tanjakan demi tanjakan yang tiada bosan kita lalui, sebab jalur itu terkenal sangat extrim dan menanjak. tanpa landai ataupun turunan.
di dekat batu besar dengan nama Watu lungguh ( batu duduk ) kita mendapatkan kabar dari mereka bahwa mereka bingung, dan meminta kami tuk cepat menemui mereka......

" Dik, cepat kemari...! kami hanya berputar-putar " pesan terkhir kala itu.....

to be continue.......


lelah letih kami mencari
namun, tak kunjung jumpa dengan mereka
iklas dan sabar menanjaki jalur ini......

terima kasih buat kalian yang sudah stay enjoy mengikuti cerita gua disini......
dan nantikan cerita selanjut di hari kamis, tepat pukul 17.00 WIB

" kependakian pertamaku ( di ketinggian 806Mdpl ) part END "

#salam lestari dariku......




Rabu, 09 Oktober 2019

kependakian pertamaku ( di ketinggian 806Mdpl )


Hai.......! kenalin gua Ringga, nama lengkap Gua Ringga Yudha Ramadhan....
gua manusia, sama seperti kalian.kali ini, bukan puisi, sajak, ataupun bucinan........

kali ini, aku akan menceritakan kisahku saat pertama kali mendaki gunung......

Tepat pada tanggal 5 januari 2016
waktu  itu gua diajak, sama kawanku yang sebelumnya di diundang sama anak kampung sebelah buat nnjak bareng di Gn.Argo.....
dan dengan inisiatifnya, akhirnya dia ngajak gua buat ndampingin nanjak dia, yah tepat banget waktu itu gua lagi pusing"nya sebab banyak masalah di kisah cinta gua hehe.....dan akhirnya gua mutusin buat ikut, tapi kabar ini sampai ditelinga kawan''ku lainya, yang akhirnya menjadi kita berempat.....

yah, Gua, si Dika, si Santi, dan si Iki.....kita berencana berangkat pukul 15.00 wib, namun sebab si Santi yang terlahir ribet...... jadinya waktu perencanaan itu molor.........hingga hampir pukul 16.30 wib kita baru berangkat, dan akhirnya sampai di tempat tujuan dengan nuansa gelap, sebab memang sudah selesai magrib...... kita parkir motor, stelah tanya jalur dan thetek bengek lainy.....
 kita berangkat menaiki gunung itu berempat.......

jadi, sebenarnya kita itu berangkat bersama rombongan anak kampung sebelah, yang udah janjian ditungguin di setelah gapura pemisah antara kampung gua dan kampung mereka.....
tapi sebab si Santi tadi, ya, jadinya kita ditinggal mereka.....
masih untung, sebab H-3 sebelum berangkat si Dika udah survei lokasi penanjakan sama anak kampung sebelah.....jadi agak tenang, kalaupun ditinggal mereka....

oke gua lanjut, waktu itu kita mulai nanjak. Kita bukan cuma berempat kala itu, sebab didepan kita ada beberapa rombongan cowok.....yang beberapa saat kemudian udah gk kelihatan, sebab mereka yang mungkin udah pro mendaki ya, jadinya speednya mereka luar biasa cepat.....
dan kamipun berjejak dengan pelan, dan mungkin sangat pelan......kalau kubandingkan saat ini, mungkin waktu itu aku sangatlah lemah sekali.

oke aku lanjut ke bagian dimana kita mulai berjejak......

di perjalanan awal masih entenglah, sebab jalannya landai dan gk terlalu nanjak.......
nuansa malam itu sangatlah menyeramkan, sebab itu pertama kalinya aku berada benar-benar di hutan, dengan pemandangan penuh dengan pohon, kiri kanan pepohonan, dan dengan langit kala itu tak terlihat sebab tertutup oleh beberapa ranting dan dahan pepohonan....kita masih terus berjalan, terkadang kita break sejenak. ya, tau sendirilah kita yang kala itu masih sangat pemula, tanpa bekal ilmu seputar mendaki dan alam.....yang bisa kita berpempat lakukan hanya berkeluh kesal yang entah tertuju pada siapa kala itu.
keluh kesah pada diriku sendiri, pada alam, pada tuhan dan bahkan pada rerumputan.......
keluar semua cacian, makian pada semuanya......

sampai kita di Pos 1, dengan tenaga yang terkuras habis, letih dan lelah hati, fikiran, dan raga.
pukul 18.15 wib, kita break.....mulai kita duduk menghistirahatkan kaki, memijat-mijat sekidit dengan angan semoga bisa menyengendorkan otot-otot kaku dikaki, mulai si Santi kembali meneguk air untuk kesekian kalinya.....
kita lelah, kita lapar, kita pasrah dan menyerah tuk melanjutkan sampai ke puncak.......
 kita mulai bernegosisasi pada kami dan diri sendiri, mau lanjut atau menetap itu pilihannya.....
Dikapun berseru " yuk, lanjut....."
 " bentar dulu, napa sih. capek nih " dengan penuh lelah Santi
" kalau capek, kita semua capek. tapi kalau gk lanjut kita gk bisa kumpul sama mereka...."
 " udah-udah, kita rehat bentar lagi ya.....aku cek dulu sekitar " Gua berusaha nenangin mereka...
" gua ikut, Ring...." sahut Dika
" yo, okay "
" jangan jauh", takut woy...gelap nih "
" kan ada si Iki, ngapain takut...."
" kita cek sekitar dulu  ya, gk jauh kok "
Gua ama Si Dika, lanjut cek sekitar buat pastiin gimana baiknya.....tetep lanjut summit atau kita turun ke base camp.....
tanyaku ke Dika....." gimana dik, lanjut atau gimana nih....? "
" jujur, gua juga bingung sih... "
" maksud loe....? lu yang leader disini "
" iya gua tau, tapi gua sendiri juga bingung....survei lokasi kemaren gua gk lewat jalur ini "
" arghh, loe becanda....? gk tepat waktunya kalo becanda..."
" sapa sih yang becanda, gua serius.....!"
" jadi maksud loe, loe gk tau mau kemana kita selanjutnya....."
" iya, hehe...."
" anjing lu ah, cuk....."
" yaudah, kita turun aja.....! "
" serius lu Ringg......?"
" ya serius lah.....asu we iku, ra gelem ngomong ket mau....cuk..!"
 ( anjing kamu itu, gk mau ngomong dari tadi )
" yaudah, pokoknya lu jelasin ke Iki ama si Santi, bagaimana situasi kita saat ini, kasih keputusan juga. gua nggk mau tau.....pokoknya lu harus tanggung jawab ...! "
" ok" Ringg, gua jujur ama mereka...."
sembari si Dika menjelaskan situasi dan keadaan kita saat itu, hidung gua nyium aroma seseorang, yang sedang memasak mie instan......
aroma itu sangatlah lekat.....namun entah, dimana keberaannya.

jam tanganku, menunjukkan pukul 19.20 wib, hari semakin malam, angin turun dengan halus dan menyemai lingsir malam itu, kami mulai menggigil bukan sebab dingin, namun sebab semakin menyeramkan kala itu.....sepi,sunyi dan hanya kami yang berinteraksi dimalam itu....
keputusan sudah dibuat, bahwa kita akan turun ke basecamp.

namun, aku menceritakan apa yang hidungku cium, bersamaan dengan si Dika yang menjelaskan situasi saat ini. dan mereka semua malah memilih tuk mencari dimana lokasi orang yang sedang memasak mie instan rasa soto waktu itu, akhirnya kamipun mulai turun......

bukan lewat jalur sewaktu kami nanjak tadi, melainkan jalur lain disebelah kanan jalur nanjak kami tadi.....
kita turun, dan stamina meningkat. sebab ini turunan bukan tanjakan, jadi tak terlalu berat lah.
kita turun dengan semangat sebab kita tau disana ada orang lain yang sedang ngecamp, gua waktu itu, berada didepan, sebab hidung gua yang diandalkan malam itu, benar sunyi waktu itu.
sepi dan seakan hanya tiada tanda" kehidupan, daripada semakin suram dan menyeramkan, akhirnya aku mengajak mereka tuk menyanyi bersama, lagu apa ya waktu itu....? oh iya lagu naik" ke puncak gunung, dan satu lagi lagu organisasi kami berempat yakni longmars judulnya......
dan dibwah ini liriknya....

longmars.....longmars....
adalah jalan jauh, yang harus kita tempuh dengan semangat satria
naik gunung, turun gunung dengan semangat membara....
kaki lecet, sepatu dipundak
menahan haus dahagaaaaa......
siap tunggu perintah.....

kita ulangi lagu itu agar tak terasa terlalu sepi.
turunan tajam kita lewati, dengan membuat gambar arah di pohon setiap kali ada belokan, itu adalah upaya kita agar seenggak-enggaknya kalau kita tersesat kita tau arah kembali ke pos 1.
belokan yang menakutkan waktu itu, sebab sebelah kanan kita adalah jurang,
kencang sekali teriakku waktu itu, yang tertuju pada mereka.....
" kalo jurang di kiri, merapat kekanan. dan sebaliknya "
" buka mata, jangan lengah...."

sembari meyakinkan mereka kalo kita akan baik-baik saja....
beberapa jalur extrim sudah kami lalui, gua rasa sih gitu, tapi ternyata....
malapetaka menghampiri gua, yap, benar saja.....
gua yang lengah sebab terlalu mengkhawatirkan mereka, dan tak memperdulikan diriku sendiri.....
tak tau, jika didepan ada sebuah bekas aliran air yang penuh dengan lumut licin, dengan santainya aku memijak itu.....
" arghh........." suara gua yang terperosok jatuh kedalam jurang
"Ringga.........." teriak Dika, mengkhawatirkanku........


to be continue.......


tunggu cerita selanjutnya.......
terima kasih......
Salam lestari dariku..........